
Dalam dunia desain dan pengembangan aplikasi maupun website, ada istilah yang sering muncul yaitu slicing. Istilah ini terdengar sederhana, namun memiliki peran yang sangat penting dalam proses transisi dari desain ke implementasi. Tanpa slicing, desain UI (User Interface) yang sudah dibuat secantik apapun akan sulit diwujudkan menjadi sebuah aplikasi atau website yang berfungsi dengan baik.
Lalu sebenarnya, apa itu slicing dalam desain UI? Mengapa slicing begitu penting, dan bagaimana cara melakukannya dengan efektif? Artikel ini akan membahas secara lengkap mulai dari pengertian, fungsi, manfaat, hingga praktik terbaik dalam melakukan slicing.
Pengertian Slicing dalam Desain UI
Secara sederhana, slicing adalah proses memecah desain UI menjadi potongan-potongan elemen grafis yang lebih kecil agar bisa diubah menjadi kode pada tahap pengembangan.
Contoh: ketika desainer membuat sebuah desain website di Figma, Adobe XD, atau Photoshop, desain tersebut biasanya masih berupa gambar statis. Agar bisa dipakai oleh developer, desain itu harus dipisah menjadi bagian-bagian seperti header, tombol, ikon, banner, background, dan lain-lain. Proses pemisahan inilah yang disebut slicing.
Dengan kata lain, slicing adalah jembatan antara desainer dan developer.
Fungsi Slicing dalam Proses Desain dan Pengembangan
Mengapa slicing diperlukan? Apa perannya dalam desain UI? Berikut adalah beberapa fungsi utama slicing:
1. Mengubah Desain Menjadi Kode
Hasil desain tidak bisa langsung diubah menjadi website atau aplikasi. Dengan slicing, elemen visual seperti tombol, ikon, gambar produk, atau ilustrasi dipisah agar developer bisa menerjemahkannya ke dalam bahasa pemrograman (HTML, CSS, JavaScript, dsb).
2. Meningkatkan Efisiensi Developer
Developer tidak perlu membuat ulang semua elemen grafis. Cukup mengambil hasil slicing dari desainer, lalu mengintegrasikannya ke dalam kode.
3. Menjaga Konsistensi Visual
Dengan slicing, setiap elemen visual tetap konsisten antara desain dan implementasi. Developer tidak perlu menebak warna, ukuran, atau jarak antar elemen.
4. Memudahkan Optimasi
Elemen hasil slicing biasanya sudah disesuaikan ukurannya agar tidak memperlambat loading website/aplikasi.
5. Mempercepat Kolaborasi Tim
Slicing membuat alur kerja lebih terstruktur. Desainer bertugas menyiapkan aset grafis, sementara developer fokus ke coding.
Manfaat Slicing dalam Desain UI
Selain fungsi teknis, slicing juga memberikan banyak manfaat nyata, antara lain:
Hasil akhir sesuai desain → Developer dapat mereplikasi desain secara akurat.
Penghematan waktu → Proses coding lebih cepat karena aset sudah tersedia.
Optimalisasi performa → File gambar lebih ringan, website atau aplikasi jadi lebih cepat.
Fleksibilitas → Elemen yang sudah di-slice bisa digunakan kembali di halaman atau proyek lain.
Pengalaman pengguna lebih baik → Desain tampil rapi, loading cepat, dan sesuai ekspektasi.
Jenis-Jenis Elemen yang Biasanya di-Slice
Tidak semua elemen desain perlu di-slice. Berikut beberapa elemen yang paling sering di-slice dalam desain UI:
Header & Navbar – Bagian atas website atau aplikasi.
Banner & Hero Image – Gambar besar di halaman utama.
Ikon & Tombol (Button) – Elemen interaktif yang harus dipisahkan agar bisa diberi fungsi.
Ilustrasi & Grafik – Visual tambahan yang memperindah tampilan.
Background – Bisa berupa warna solid, gradien, atau pola khusus.
Gambar Produk – Penting untuk e-commerce atau katalog online.
Tools yang Digunakan untuk Slicing
Seiring perkembangan teknologi, proses slicing kini jauh lebih mudah dibanding dulu. Jika dulu desainer menggunakan Photoshop untuk memotong gambar satu per satu, sekarang ada tools modern yang lebih praktis, antara lain:
Figma – Populer karena berbasis cloud, mudah kolaborasi, dan bisa langsung mengekspor aset.
Adobe XD – Menyediakan fitur export aset dengan berbagai format.
Sketch – Banyak digunakan di Mac, cocok untuk desain aplikasi mobile.
Photoshop – Masih dipakai terutama untuk proyek berbasis gambar.
Zeplin / Avocode – Tools khusus untuk handoff desain ke developer.
Proses Slicing dalam Desain UI
Agar lebih mudah dipahami, berikut adalah tahapan umum dalam melakukan slicing:
1. Menentukan Elemen yang Akan di-Slice
Tidak semua bagian desain perlu di-slice. Misalnya, teks biasanya tidak di-slice karena bisa langsung dibuat dengan kode.
2. Mengoptimalkan Ukuran Gambar
Pastikan resolusi cukup tajam tetapi tetap ringan agar tidak memperlambat loading.
3. Mengekspor dalam Format yang Tepat
PNG → Untuk ikon, logo, atau gambar dengan transparansi.
JPG → Untuk foto atau banner.
SVG → Untuk ikon vektor agar tidak pecah saat diperbesar.
4. Memberi Nama File dengan Rapi
Gunakan penamaan konsisten seperti btn-login.png, icon-search.svg, agar developer mudah menggunakannya.
5. Memberikan Aset ke Developer
Biasanya disertai dengan style guide (panduan warna, font, dan spacing).
Perbedaan Slicing Zaman Dulu dan Sekarang
Menariknya, istilah slicing sebenarnya sudah ada sejak lama. Dulu, di era awal website (2000-an), slicing berarti memotong desain di Photoshop menjadi banyak gambar kecil lalu disusun dengan tabel HTML.
Namun sekarang, cara tersebut sudah jarang digunakan karena:
Website modern lebih mengandalkan CSS untuk styling.
Banyak elemen bisa dibuat langsung dengan kode tanpa gambar.
Tools seperti Figma bisa langsung mengekspor aset tanpa perlu dipotong manual.
Jadi, slicing di era modern lebih mengarah pada handoff desain dari desainer ke developer.
Tantangan dalam Slicing
Walaupun terlihat sederhana, slicing juga punya tantangan:
Ukuran file terlalu besar → bisa memperlambat loading.
Kurang konsisten dalam penamaan file → developer jadi bingung.
Tidak jelas membedakan elemen teks vs gambar → bisa membuat pekerjaan lebih lama.
Kurang komunikasi antar tim → desainer dan developer sering salah paham jika tidak ada dokumentasi.
Tips Melakukan Slicing dengan Efektif
Agar proses slicing lebih rapi dan efisien, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
Gunakan Grid dan Layout yang Konsisten → agar elemen lebih mudah dipotong dan diimplementasikan.
Pisahkan Elemen Berdasarkan Fungsi → misalnya ikon, background, tombol, jangan dicampur.
Optimalkan Ukuran File → gunakan tools kompresi seperti TinyPNG atau Squoosh.
Gunakan Format Modern → pertimbangkan WebP untuk gambar yang lebih ringan.
Dokumentasikan dengan Style Guide → agar developer tahu font, warna, dan spacing yang digunakan.
Komunikasi Aktif dengan Developer → tanyakan apakah aset sudah sesuai kebutuhan mereka.
Kesimpulan
Slicing dalam desain UI adalah proses memecah desain menjadi elemen-elemen kecil yang siap digunakan dalam tahap pengembangan. Proses ini berfungsi sebagai jembatan antara desainer dan developer, sehingga desain yang awalnya hanya berupa gambar statis bisa diwujudkan menjadi website atau aplikasi yang nyata.
Manfaatnya sangat besar, mulai dari mempercepat kerja tim, menjaga konsistensi visual, hingga mengoptimalkan performa aplikasi. Dengan tools modern seperti Figma, Adobe XD, dan Sketch, proses slicing kini jauh lebih mudah dan efisien dibandingkan era sebelumnya.
Bagi Anda yang terjun ke dunia UI/UX atau pengembangan aplikasi, memahami konsep slicing adalah keterampilan dasar yang wajib dikuasai. Dengan slicing yang rapi, kolaborasi tim menjadi lancar, desain lebih presisi, dan hasil akhir pun sesuai ekspektasi.
Jadi, jika Anda ingin desain UI Anda benar-benar bisa diwujudkan secara maksimal, jangan abaikan proses slicing. Inilah langkah kecil namun krusial yang akan menentukan kualitas sebuah produk digital.

